KASAD Izinkan Pemkab Sidoarjo Revitaliasi Makam Guru KH. Hasyim Asyari, Gus Muhdlor: Terimakasih Jenderal Usulan Kami Direspons

105
Bupati Sidoarjo, Gus Muhdlor mendampingi Jenderal TNI Dudung Abdurrahman erkunjung langsung ke Guspujat untuk ziarah makam Kyai Sepuh Sidoarjo

Sidoarjo, HarianSidoarjo.com–Komplek makam Kyai sepuh Pondok Pensantren Sono, Desa Sidokerto Kecamatan Buduran bakal segera direnovasi Pemerintah Kabupaten Sidoarjo. Di komplek makam yang berada di dalam kawasan Asrama TNI Guspujat Optronik II Puspalad itu terdapat makam para ulama yang pernah menjadi guru KH. Hasyim Ashari Tebu Ireng Jombang, Pendiri Organisasi Nahdlatul Ulama (NU).

Ulama besar Sidoarjo yang dimakamkan ditempat itu diantaranya KH. Muhayyin Pendiri Pondok Pesantren Sono bersama dengan dua putranya KH. Abu Mansur dan KH. Zarkasyi. Ayah dari Waliyullah KH. Ali Mas’ud (Mbah Ud), yakni KH. Said juga dimakamkan ditempat ini. Sedangkan Mbah Ud sendiri makamnya terletak di makam umum Desa Pagerwojo, Kecamatan Buduran. Tidak jauh dari komplek makam Kyai Sepuh Sono.

Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor menyampaikan terimakasih kepada KASAD Jenderal TNI Dudung Abduraham yang telah mengizinkan Pemkab Sidoarjo untuk merevitalisasi makam-makam ulama sesepuh kota Sidoarjo tersebut.

Jenderal TNI Dudung Abdurrahman bahkan berkunjung langsung ke Guspujat untuk ziarah makam Kyai Sepuh Sidoarjo yang juga ikut berjuang melawan penjajah tersebut. Kedatangan Jenderal bintang empat itu disambut Gus Muhdlor sekaligus didampingi saat berziarah.

KASAD Dudung mengatakan, pihaknya bersama Pangdam V Brawijaya dan Bupati Sidoarjo meninjau langsung tempat ini, di mana terdapat situs makam para leluhur pendiri NU. Tempat di mana guru KH. Hasyim Asyari dimakamkan di sini.

“Kebetulan makam tersebut letaknya di kompleks militer. Komplek Asrama TNI AD Guspujad Optronik II Puspalad di Desa Sudokerto Kecamatan Buduran Sidoarjo. Kami izinkan Pemkab Sidoarjo akan melakukan revitalisasi demi untuk memudahkan masyarakat mendapatkan akses,” kata Dudung di makam, Minggu (19/6/2022).

Jenderal Dudung Menjelaskan, konon ceritanya bahwa para syuhada, para kyai- kyai dalam mempertahankan kemerdekaan mengatur strategi perang di Pondok Sono. Dan pada pendudukan jaman jepang, tempat inilah yang kemudian menjadi makam para syuhada.

Sehingga, sambung dia, bagi semua yang merasa menerima tongkat estafet para pendahulu (kyai sepuh Sidoarjo) mendorong lebih semangat dalam meneruskan dan memperjuangkan pendidikan islam yang menjadi warisannya.

Bupati Gus Muhdlor menyampaikan terima kasih sebesar besarnya kepada Kasad Jenderal Dudung Abdurrohman karena sudah memberikan izin revitalisasi makam. “Ini merupakan penghargaan bagi kami. Atas nama pribadi dan Pemkab Sidoarjo sudah kami sampaikan kepada kyai sepuh, semuanya mendukung, dan responnya positif,” ujar Gus Muhdlor.

Gus Muhdlor menambahkan, alasannya adalah karena komplek makam Kyai Pondok Sono tersebut simbol sejarah pergerakan dan perjuangan tokoh Sidoarjo.

“Terimakasih pak KASAD atas kehadirannya, atensinya, semoga ini jadi ladang pahala bagi semua. Doa kami untuk pak Kasad atas nama pribadi dan seluruh masyarakat Sidoarjo, semoga beliau sehat selalu, panjang umur, dan kairnya lebih cemerlang. Ini pertama kalinya kami bertemu seorang jenderal yang punya atensi lebih, punya perhatian pada cagar budaya, heritage peninggalan masa lampau yang bisa menjadi suatu potensi, karakter kabupaten sidoarjo kedepannya,” uraianya. (gia)