Sidoarjo, HarianSidoarjo.com–SMK Islam Krembung jalin kerjasama dengan dua perusahaan. Yakni Astra Honda Motor dan PT. Telkom. Kerjasama dengan Astra Honda Motor dalam bentuk MoU kurikulum teknik dan bisnis sepeda motor Astra Honda yang diperkuat dengan praktek jurusan teknik dan bisnis sepeda motor Astra Honda.
Begitu pula dengan PT. Telkom yang menciptakan laboratorium fiber optik Telkom teknik komputer dan jaringan di gedung praktek siswa yang baru dibangun SMK Islam Krembung.
Gedung praktek bertingkat tersebut diresmikan pemanfaatannya oleh Bupati Sidoarjo, H. Ahmad Muhdlor, Rabu (22/6). Bupati Ahmad Muhdlor atau Gus Muhdlor mengapresiasi kerjasama yang dilakukan SMK Islam Krembung. Diharapkan kerjasama seperti ini dapat dilanjutkan dengan kerjasama penempatan kerja.
Dikatakannya, lulusan SMK memiliki andil dalam menekan angka pengangguran terbuka. Lulusan SMK dimintanya harus terus mengasah kemampuannya. Gus Muhdlor meminta lulusan SMK juga memiliki soft skill. Dengan modal itu dirinya yakin kemampuan siswa SMK akan semakin mumpuni menghadapi dunia kerja yang penuh persaingan.
Gus Muhdlor juga meminta lulusan SMK saat ini dapat memiliki daya saing dan daya juang yang kuat. Hal itu nantinya dibutuhkan dalam memasuki dunia kerja. Saat ini ia melihat lulusan SMK masih memiliki kelemahan pada daya struggling (berjuang) nya yang kurang. Untuk itu mental seperti itu harus mulai dibangun saat ini.
“Saya yakin prospek dari SMK ini cukup besar dalam menurunkan angka pengangguran, tinggal daya saing dan daya juang siswanya saja yang perlu ditingkatkan karena secara kualitas saya yakin mereka mumpuni, mereka mampu, tinggal struggling nya, kekuatan untuk berjuangnya saja,”ucapnya.
Gus Muhdlor mengatakan Indonesia memiliki bonus demografi. Penduduk usia produktifnya lebih banyak. Hal ini menjadi keuntungan dan juga ancaman bila tidak dapat dikelola. Dikatakannya gen Z atau penduduk berusia antara 8 sampai 23 tahun di Indonesia jumlahnya mencapai 74, 93 juta orang. Atau sekitar 27,94 persen dari jumlah penduduk Indonesia. Menurutnya jika jumlah tersebut tidak tertangani dengan baik akan mengakibatkan angka pengangguran.
“Kalau tidak dimanajemen dengan baik akan menjadi bencana demografi,”ucapnya.
Disisi lain, dikatakannya lulusan SMK juga menyumbang angka penggangguran sebesar 14,7 persen. Namun angka tersebut terus menurun menjadi 10,9 persen. Hal tersebut tidak terlepas dari program-program pemerintah yang siap memfasilitasi para lulusan siap kerja yang dicetak SMK.
Salah satunya program Bursa Kerja Khusus/BKK yang menjadi wadah bagi lulusan SMK untuk dapat langsung terjun kedunia kerja. Selain itu terdapat program 100 ribu lapangan kerja baru yang menjadi salah satu program prioritasnya.
Pemkab Sidoarjo juga terus melakukan invetarisir perusahaan besar agar memprioritaskan tenaga kerja warga Sidoarjo. Harus ada 60 persen lebih tenaga kerja ber KTP Sidoarjo di satu perusahaan besar. “Kalau di perusahaan itu ada 60 persen ke bawah tenaga kerja Sidoarjo maka tiga bulan lagi kita akan datang untuk mengeceknya, minimal harus 60 persen keatas,” ucapnya. (gia)