Workshop Hidroponik Dorong Mahasiswa Agroindustri Jadi Inovator Pertanian Modern

22
Workshop Hidroponik Dorong Mahasiswa Agroindustri Jadi Inovator Pertanian Modern (foto : ist)

hariansidoarjo.com | SIDOARJO – Program Studi Manajemen Agroindustri Politeknik Negeri Jember Kampus IV Sidoarjo menggelar Workshop Implementasi Teknologi Hidroponik sebagai Wadah Riset dan Inovasi Mahasiswa, bertempat di Aula Kampus PSDKU Sidoarjo pada Sabtu (16/11). Kegiatan ini berlangsung mulai pukul 08.00 hingga 12.00 WIB dan diikuti oleh jajaran dosen serta mahasiswa Manajemen Agroindustri.

Acara dibuka oleh Dr. Mustain Baladan, M.Pd.I., Koordinator Kampus IV Politeknik Negeri Jember, disusul sambutan oleh Penanggung Jawab Acara, Julia Agustina, S.P., M.P. Dalam sambutannya, Dr. Mustain menekankan bahwa workshop seperti ini merupakan bagian penting dari pembelajaran vokasi yang menuntut penguatan keterampilan praktis mahasiswa.

“Pelatihan teknis seperti hidroponik akan memperkuat kesiapan mahasiswa saat terjun ke dunia industri pertanian modern yang dinamis,” ujarnya.

Sementara itu, Julia Agustina mengharapkan kegiatan ini dapat mendorong terbentuknya riset dan wirausaha muda di bidang budidaya modern. Ia juga mengajak mahasiswa membangun kolaborasi lintas disiplin untuk menciptakan inovasi yang bernilai manfaat di masyarakat.

Materi utama disampaikan oleh Putro Aji Pramono, S.Si., M.Si., Owner Green House Pentani Hidroponik Sidoarjo. Ia menjelaskan perjalanan bisnis hidroponiknya yang bermula dari eksperimen kecil pada tahun 2023 hingga kini berkembang menghasilkan komoditas seperti selada keriting, selada merah, hingga rumen.

Dalam penyampaian materinya, ia mengulas lengkap mulai dari: Prinsip dasar hidroponik (tanpa tanah, berbasis air dan nutrisi); Sistem hidroponik yang umum digunakan: NFT, DFT, Wick System, Aeroponik, Rakit Apung, Vertikultur, dan Dutch Bucket; Komponen instalasi hidroponik: rockwool, netpot, aerator, nutrisi makro-mikro, grow light, hingga greenhouse; Tahapan budidaya: penyemaian — peremajaan — pendewasaan — panen; Teknik pascapanen dan pengemasan untuk menjaga kesegaran; Pengembangan bisnis, pemasaran, serta pencatatan penjualan secara digital.

Putro Aji juga menekankan pentingnya kreativitas untuk meningkatkan nilai tambah produk.

“Diversifikasi seperti salad buah hidroponik atau keripik selada menjadi peluang besar untuk memperkuat daya saing,” jelasnya.

Antusiasme peserta terlihat dari banyaknya pertanyaan terkait rantai pasok produk segar, tantangan usaha hidroponik, peluang teknologi otomasi, hingga strategi pemasaran online. Pemateri menegaskan keseimbangan antara modal dan jaringan bisnis, serta perlunya pelatihan dan pendampingan untuk mengurangi risiko kegagalan produksi.

Dalam penutupan, moderator Rahmat Dhandy, S.Tr.P., M.Tr.P. menyoroti tiga poin utama dari kegiatan ini, yaitu: Hidroponik menghasilkan bahan pangan sehat dan bebas pestisida, Posisi dan intensitas cahaya menjadi kunci keberhasilan budidaya, Packaging yang menarik dan higienis menambah nilai produk di pasar

Ia berharap mahasiswa dapat langsung menerapkan ilmu yang diperoleh serta memperluas jejaring dengan pelaku bisnis hidroponik.

Mahasiswa Termotivasi Berinovasi

Secara keseluruhan, workshop berjalan lancar dan disambut antusias. Kegiatan ini diharapkan menjadi langkah awal bagi mahasiswa Manajemen Agroindustri untuk mengembangkan riset dan usaha di bidang pertanian modern yang berkelanjutan.

“Hidroponik bukan lagi sekadar teknologi alternatif, tetapi masa depan produksi pangan yang efisien, higienis, dan ramah lingkungan,” tutup Julia Agustina. (ist)